Sabtu, 30 Juli 2011

tak bisa kubuang

Aku terhempas lagi
Aku terkapar tak berdaya
Sekali lagi aku dikalahkan oleh keadaan
Harapan yang aku pakai lepas lagi
Menjauh karena ada batas yang tak lagi bisa dilampaui
Mempertahankan cinta usang terasa menyakitkan
Walau tak mau lagi aku genggam tapi tak akan bisa kubuang
Kenapa selalu aku yang kalah
Kenapa tak bisa kurebut bahagia itu
Terlalu kerdilkah hidupku sehingga dia selalu menjauh
Terlalu ringankah ini sehingga menjadi mudah terbang
Tak lagi bisa aku berpikir
Semua yang ada begitu hambar
Aku dibelenggu tak bisa pergi
Aku berteriak tak didengar
Karena tak ada suara yang keluar

Sabtu, 23 Juli 2011

Sang Gadis

Ada seorang gadis yang dijanjikan oleh ibunya akan sebuah istana, istana yang mungil namun hangat. Istana yang akan melindungi dirinya dari terpaan angin, hujan dan panas mentari.
Istana dimana ia akan menghabisakan sisa hidupnya, dan seorang pangeran menunggunya disana.
Itu adalah sebuah janji masa depan sang ibu kepada anaknya, semua ibu kepada semua anak gadisnya tepatnya.
Masalahnya adalah, sang anak gadis tidak tahu arah menuju istana itu...petunjuk sang ibu hanya satu “Just Follow your heart”....
Then the girl goes....with only one clue to find her own palace...
Gadis ini tentu gembira menyambut masa depannya...langkah demi langkah...ia susuri..jalan demi jalan ia tapaki..
tekadang ia menemukan tikungan dan bimbang untuk memilih jalan mana yang harus ia pilih....tapi sekali lagi, ia hanya harus mengikuti kata hatinya.
Gadis itu tidak pernah berhenti berjalan....panas matahari membakar semangatnya, derasnya hujan semakin membulatkan tekadnya..tidak sekalipun ia singgah atau berhenti.
Gadis itu bertemu orang-orang yang ramah...dan gadis-gadis lain yang mempunyai tujuan yang sama dengannya, tapi tak jarang pula gadis itu bertemu orang-orang yang mengajaknya untuk singgah sementara.

Tibalah suatu saat di tengah perjalanannya gadis ini bertemu seorang pemuda...biasa-biasa saja pada mulanya.
Pemuda ini katakanlah seorang pengembara yang akhirnya menjadi rekan seperjalanan sang gadis..
Dalam perjalanan mereka..pernah suatu saat sang gadis jatuh terperosok dan dibantu oleh pemuda itu, tapi tak jarang pula sang gadis membantu pemuda itu..

Sang Pengembara akhirnya memilih jalannya sendiri...
dan si gadis yang terlanjur terbiasa ditemani oleh si pengembara mulai bimbang dengan jalannya, kali ini kata hatinya tak bisa lagi ia dengar , berperang dengan egonya mengingat segala kenangannya si gadis memilih untuk mampir ke pondok pengembara itu..sejenak atau tidak?, tidak ada yang tahu..bahkan gadis itu sendiri.

Gadis itu tiba..berdiri tepat di depan pondok sang pengembara..
ia tahu bahwa sang pengembara ada di dalam pondoknya, jendelanya terbuka..tapi pintunya tertutup rapat.
Si gadis bisa mengintip dari jendela ini dan melihat isi dalam pondok si pengembara...sebenarnya, si gadis sudah banyak tahu isi pondok itu dari ceritera si pengembara, tapi bukankah cerita harus selalu ditambah bumbu.
Si Gadis ini hanya ingin tahu satu hal, adakah orang lain selain pengembara ini yang berada di pondok itu, adakah ruang khusus untuk seseorang yang disediakan oleh si pengembara di pondoknya...adakah diri si gadis itu akan disediakan ruang disana?

Sejatinya si gadis itu selalu menunggu di depan pintu sang pengembara..terkadang gadis itu beranjak dari pondok untuk melangkah maju lagi..tapi begitu gadis itu mendngar suara sang pengembara...
maka sang gadis kembali berlari ke pondok.

Sang Pengembara tidak pernah tahu bahwa sang gadis selalu menunggunya dan berharap mengijinkan masuk, ia hanya mengira bahwa gadis itu kebetulan berjalan melewati pondoknya.
Sementara si gadis tidak ada keberanian untuk mengetuk pintu pondok, menunjukkan pada sang pengembara bahwa dirinya selalu menunggu di luar.
Mengetuk untuk bertanya...bisakah ia masuk ? Atau adakah ruang untuknya?
Mengetuk dan memastikan ....apakah sebenarnya justru pondok itulah istana tujuannya........

Saat ini si gadis masih menunggu di depan pintu...tidak pernah mengetuknya
menunggu pintu itu terbuka untuknya...adalah harapannya
Tapi jika suatu saat pengembara itu membuka pintu dan ternyata bukan sang gadislah yang ia persilahkan masuk...tetapi seseorang lain
Maka sang gadis akan pergi dengan senyap..kembali melangkah mencari istananya..tanpa menoleh kembali ke pondok itu
coz life is moving toward......

Itulah kisah seorang gadis yang tidak pernah mengetuk pintu,
tergoda dengan sebuah pondok dalam perjalanannya mencari istana

lost friend



Ah, saat ini aku selalu mengenang teman-temanku yang mana seharusnya berdasar cita-citaku sejak awal masuk bangku perkuliahan adalah membuat teman sebanyak-banyaknya. Dan untuk pertama kalinya aku merasa senang dengan adanya orang sebanyak ini.

Salah satu alasanku masuk kelas akselerasi saat smp adalah karena aku tidak bisa bergaul di kelas yang berisikan 40 orang itu, dan dengan sedikitnya teman mungkin aku akan mendapatkan teman itu pikirku dulu. Dan sekarang itu terpecahkan, aku senang dengan banyak orang, aku senang karena aku ingin berteman dengan mereka semua. Tapi, itu mustahil, bukan hanya karena aku yang tidak bisa bergaul dan tidak bisa menjaga diriku dari rasa kesal, tapi juga karena temanku yang menjauh dariku. Mungkin karena kesalahanku, tapi aku tak pernah tau.

Mereka, beberapa orang yang kuanggap teman dekatku, mungkin hanya aku yang merasa begitu. Sampai semua berubah, aku kesal karena perubahan drastis mereka itu, tapi, semakin aku mengingat saat pertama aku bertemu dengan mereka, semakin aku enggan merasa kesal.

Pikiran jahatku dimulai, mungkin mereka hanya baik pada awalnya, hal itu adalah hal yang manusiawi yang biasa dilakukan anak-anak baru untuk tidak dianggap jahat oleh teman yang lain, tapi, sayangnya kebaikan mereka itu sudah cukup bagiku untuk memiliki rasa sayang ke mereka. Mereka yang dulu bilang padaku kalau mereka menyayangiku, mungkin cuma kata-kata penuh canda, tapi itu sudah cukup berarti bagiku. Mereka yang sangat ramah, baik, dan banyak membantuku dalam segala hal.

Dan entah sejak kapan atau ini cuma perasaanku, mungkin aku melakukan kesalahan yang fatal bagi mereka, mereka mulai menjauh, menyapapun tidak, begitu berbeda kalau kubandingkan dengan masa lalu. Aku sendiri masih mencari jawaban dari perlakuan mereka yang begitu berbeda, bukan meminta lebih, tapi apa kita tidak bisa berteman seperti dulu lagi?. Sekarang aku melihat kalian dengan teman baru kalian, aku tidak mau peduli, karena teman itu harus banyak kan? Tapi, apa itu berarti kalian harus mencueki ku begini jahatnya?

Aku ingin ikut mencueki kalian, atau menganggap kalian bukan siapa-siapa, toh kalian hanya beberapa dari puluhan orang yang ada. Tapi, aku tidak bisa, tanpa alasan yang pasti. Entah karena apa yang pasti aku ingin masa lalu ku kembali, dan kalaupun aku ada salah, aku minta maaf. Maaf. Kembalilah, jadi seperti yang dulu lagi. Aku lemah, tidak seharusnya aku seperti ini, tidak seharusnya aku minta maaf jika merasa tidak salah, tapi aku tidak bisa sekuat itu untuk berdiri dari masa lalu, menghadapi masa depan dan membiarkan waktu yang menyelesaikan semua masalah ini, mungkin nanti saat kami sudah lulus nanti ketika mereka terpaksa harus bertemu aku lagi, mereka akan bersikap biasa seperti dulu lagi. Tapi, bagaimana dengan aku yang sekarang? Dan aku yang harus menunggu sampai kelulusan? Tak bisakah kita terus bersama selamanya?

kehormatan dalan bekerja

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun lenyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, “Pak mau beli kue, Pak?”
Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab “Tidak, saya sedang makan”. Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab: “Tidak dik saya sudah kenyang”.
Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir “Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah”. Ini adalah sebuah usaha yanggigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini.
Saat pemuda tadi beranjak pergidari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. “Pak mau beli kue saya?”, pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 2000,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. “Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik”. Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta.
Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. “Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?. Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, “Saya sudah berjanji sama ibu di rumah,ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis”.
Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa “kerja itu adalah sebuah kehormatan”, kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya,bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang. Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu “kerja adalah sebuah kehormatan”, ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.



Makna yang bisa diambil :
Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi “hijau” melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yg kita miliki.
Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti besar.

Kamis, 21 Juli 2011

belum berakhir

Drama ini masih jauh dari akhir.

jadi jangan khawatir jika segala sesuatu berjalan dengan lambat.

dibandingkan dengan mereka yang berjalan dengan cepat,

orang yang berjalan dengan lambat bisa melihat segala sesuatu dengan lebih jelas.

jika kau menanyakan padaku siapa yang memiliki potensi yang lebih besar,

maka orang yang berjalan lebih lambat akan lebih berhati-hati dan berpengalaman.

Selasa, 19 Juli 2011

Mimpi...?!

Sebagian orang hidup karena ingin mewujudkan mimpinya...

Sebagian orang hidup untuk merenggut mimpi orang lain...

Sebagian orang berkata mereka tidak memiliki mimpi...

Keep Your Dream High...

Sabtu, 16 Juli 2011

idiot



aku benar-benar idiot...

aku tidak tahu kenapa aku hidup seperti ini..

aku hanya terus menerus marah..

aku sangat marah hingga membuatku gila...

bagaimanapun aku mencoba,,

selalu tidak berhasil,,,

aku tetap saja marah..

aku merasa tercekik hingga,,

hingga aku mati..

aku terus memendam amarah..

tak peduli apa yang kulakukan,,

aku tidak bisa tersenyum...

APA YANG HARUS AKU LAKUKAN..????

Tak Menyesal

Aku tidak menyesali apapun,,
aku tidak menyesali semuanya,,
yang baik dan yang buruk telah terjadi padaku,,
tidak masalah bagiku...
hal itu akan tebayar,
terhapus,
dan terlupakan.
aku tidak peduli pada masa lalu,,
aku akan mulai dari awal.

sepi sendiri

tak ada yang tahu rupa hati ini
yang sepi melenggang sendiri
berkawan angan dan mimpi-mimpi
bernyanyi bisu merintih sepi
hidup dalam temaram dunia yang kelam
kesepian menjadi samudra di dalam jiwa
dan selama ini topenglah yang berkaca pada dunia.